Selasa, 27 Maret 2012

Pengaruh Ekolabeling Terhadap Keunggulan PT Sriwi Bersaing Di Pasar Internasional

Oleh : Sugiartiningsih

(Publikasi pada : Proceeding Seminar Nasional Akuntansi - Bisnis (SNAB) 2012, 27 Maret 2012, ISSN : 2252-3936)

Abstract.
Ecolabeling of plywood products can be defined as environmental cost internalization in production costs of plywood industry was done. In Indonesia - America bilateral trade for plywood products labeled, in this case by PT. Sriwi during the period of 01/1995-12/2002 has been analyzed using the model of dynamic analysis based on the calculus variation technique: C(Z) = aZ2 + bZ + c The results of research showed, that ecolabeling impacts negatively on the cost of industrial production plywood labeled of PT Sriwi. Ecolabeling influence is indicated by reduction of production costs that can be accepted by the plywood industry labeled of Indonesia.
Keywords : ecolabeling, environmental cost, production cost

Pendahuluan
Dalam memasuki era globalisasi persaingan memiliki arti penting bagi perekonomian suatu negara. Untuk dapat mewujudkannya maka aktivitas ekonomi haruslah memperhatikan kelestarian lingkungan. Terlebih bagi negara berkembang yang sangat bergantung pada perdagangan internasional, maka kelestarian lingkungan menjadi bagian penting dalam proses produksi suatu industri.
Demikian halnya dengan Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, menumpukan hasil penerimaan devisanya dari komoditi yang banyak memanfaatkan sumber daya alamnya. Salah satunya adalah produk kayu lapis. Sebagai realisasi dari pernyataan tersebut produksi kayu lapis Indonesia rata-rata sebesar 7 juta m3 pada tahun 2001 (http://www.arsip.net/id/link). Kemampuan produksi ini menyebabkan nilai ekspor kayu lapis Indonesia di pasar internasional mencapai sebesar US$ 482,55 juta (http://batavia.co.id/node/7695342011)
Amerika Serikat merupakan negara tujuan ekspor kayu lapis terbesar Indonesia setelah Jepang. Dimana tahun 2004 volume ekspor kayu lapis Indonesia mampu mencapai sebesar 3 juta m3 (http://www.kementerin.go.id/artikel/645/ekspor-kayu-lapis-diperkirakan). Potensi ini disebabkan Amerika Serikat merupakan negara pengimpor terbesar di dunia. Dilain pihak Indonesia merupakan pemasok kayu lapis terbesar ke Amerika Serikat. Seperti diketahui Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki hutan tropis terluas di dunia. Dampaknya ekspor total produk kayu memberikan kontribusi 1,1 % terhadap PDB atau senilai US$ 5,1 miliar tahun 2001 (http://www.wwf.or.id/berita-fakta/berita). Dengan memperhatikan Amerika Serikat selain sebagai negara pengimpor utama juga negara yang sangat ekosensitif, maka ekolabeling menjadi suatu kebijakan yang diperlukan di Indonesia. Dalam jangka panjang pelaksanaan program ekolabel oleh perusahaan kayu lapis dianggap lebih menguntungkan, dimana pelaksanaannya adalah dengan menginternalisir biaya-biaya lingkungan kedalam total biaya produksinya.
Walaupun menjadi handalan penerimaan devisa bagi Indonesia, ekspor produk kayu lapis telah menimbulkan tingkat kerusakan hutan yang tinggi yaitu dari 1,6 juta m3/tahun periode 1985 – 1997 menjadi 3,8 juta m3/tahun periode 1997 – 2000 (http://www.anneahira.com/dampak-kerusakan-hutan). Kerusakan terutama oleh perusahaan kayu lapis yang berorientasi jangka pendek dan penggunaan kayu bulat secara illegal. Tingginya tingkat kerusakan hutan tropis tersebut mendapat respon dari negara maju yang menganggap penting hutan tropis sebagai paru-paru dunia. Rasa keprihatinan tersebut diwujudkan dengan penetapan kebijakan ekolabel. Bagi negara Indonesia kebijakan ekolabel sangat diperlukan karena akan . . .
. . . . . (baca_selengkapnya )


Artikel lengkap dikompilasi oleh/hubungi :
Kanaidi, SE., M.Si (Penulis, Peneliti, PeBisnis, Trainer dan Dosen Marketing Management). e-mail ke : kana_ati@yahoo.com atau kanaidi@poltekpos.ac.id
-------------------------------
Butuh Artikel/Jurnal Lainnya ?, click di :
E:\K A N A I D I\Data\My Docu\aKEN\PENELITIAN\Call Paper\SNAB 2012_UTAMA\17. Bisnis Internasional_ISSN 2252-3936

Tidak ada komentar:

Posting Komentar